Minggu, 11 Oktober 2009

Bayi Banyak Berkeringat

Baby Syahid - kini 10 bulan - selalu tidur dengan bantal basah oleh keringat. Ternyata it's OK ya. Alhamdulillah. kopas dari http://mommygadget.com/2009/03/15/berbahayakah-keringat-pada-bayi/ (mahaf3x.. saya belum reparasi HTML saya yang bikin fungsi taut dan compose jadi menghilang. Jadi untuk pihak yang saya kopas, maaf ya ... bukan dengan kesengajaan).

Ini penjelasan Dr. Hindra Irawan Satari, Sp.A(K) dari http://www.parentsguide.co.id/. Semoga manfaat

Pada usia usia 0-12 bulan, bayi memang sering berkeringat. Itu merupakan sesuatu yang wajar. Keringat tersebut kerap muncul pada beberapa bagian tubuh seperti kepala, tangan, dan kaki. Keluarnya cairan tersebut juga sering tidak tergantung dari gerakan motorik ataupun aktivitasnya sehari-hari. Juga, tak tergantung suhu kamar di sekelilingnya.

Timbulnya keringat tersebut bisa disebabkan oleh banyak hal. Antara lain: metabolisme yang belum optimal, keseimbangan homon yang belum stabil dan fungsi alat-alat tubuh – seperti pengatur suhu badan sentral yang terdapat diotak maupun kelenjar keringat ataupun fungsi kulit -- yang secara umum belum bekerja baik seperti layaknya anak yang sudah agak besar ataupun orang dewasa.

Pendek kata, kalau si kecil banyak berkeringat, itu pertanda kelenjar keringatnya berfungsi dengan baik. Sebab, pengeluaran keringat, termasuk proses ekskresi, yaitu membuang sisa-sisa garam, juga racun dalam tubuh. Selain itu, untuk mengeluarkan panas dalam badan dan membuat suhu permukaan kulit jadi turun.
Dengan meningkatnya usia bayi, kondisi tersebut akan berangsur membaik secara alami. Namun tentu saja anak harus mempunyai tumbuh kembang yang normal secara utuh.

Munculnya keringat karena faktor keturunan? Banyaknya keringat pada bayi tentu tidak dapat dibandingkan langsung dengan kondisi kesehatan yang terjadi pada orang dewasa, lebih-lebih dengan usia manula. Pada pada priode usia tersebut, fungsi alat tubuh dalam penurunan dan kemungkinan adanya penyakit-penyakit yang tersembunyi. Salah satu gejala yang timbul dari penyakit tersebut adalah produksi keringat berlebihan. *

Begitulah.

Lebih lengkapnya penjelasan mommygadget.com - yang rupanya kopas juga - dari nakita.

Mengapa bayi banyak berkeringat? Dr. Debby Latuperissa, SpA., dari RS Fatmawati, Jakarta menjelaskan seluk-beluk penyebabnya berikut ini.

BAGIAN DARI METABOLISME TUBUH
Banyak orangtua mencemaskan bayinya yang mengeluarkan keringat begitu banyak, terutama di saat tidur. Ya, memang begitulah yang terjadi pada bayi. Terlebih di kepala, tangan, dan kakinya. Penyebabnya tak lain karena di daerah-daerah tersebut memang terdapat banyak kelenjar keringat.
Sebenarnya banyak berkeringat merupakan pertanda baik karena berarti kelenjar keringat berfungsi sempurna. Pengeluaran keringat merupakan proses sekresi atau pembuangan sisa-sisa garam dan juga racun dari dalam tubuh. Selain itu, keringat juga berfungsi menurunkan panas di dalam tubuh sehingga suhu di permukaan kulit dapat senantiasa terjaga pada tingkatan normal.
Cuaca panas di negara tropis seperti Indonesia memang membuat anak mudah berkeringat. Meski bayi lebih banyak berada dalam rumah, kelembaban udara yang cukup tinggi dan udara yang panas tetap membuatnya berkeringat. Mekanismenya, tubuh yang menyimpan panas membutuhkan penguapan yang berujung pada keluarnya keringat tadi.
Yang belum banyak diketahui awam, keringat juga keluar ketika tubuh bayi memproses susu yang dikonsumsinya menjadi protein yang akan digunakan sebagai pasokan energi untuk tubuhnya. Nah, karena proses mengubah makanan menjadi protein membutuhkan kalori, maka terjadi peningkatan panas dalam tubuh yang kemudian akan dibuang dalam bentuk keringat.
Adanya proses metabolisme ini membuat bayi yang sedang diam atau tidur pun tetap saja berkeringat. Sekali lagi, keringat banyak adalah pertanda baik. Kecuali bila suhu udara sangat dingin, tubuh bayi akan menahan pengeluaran sebagian keringat untuk menjaga agar suhu badannya tetap hangat. Sisa-sisa metabolisme (sekresi) akan dikeluarkan lewat air seni. Tak heran kalau di tempat yang berudara dingin, si kecil lebih sering pipis.

AKIBAT DEMAM TINGGI
Demam yang tinggi karena adanya proses infeksi juga akan menyebabkan bayi berkeringat lebih banyak. Logikanya, saat demam terjadi peningkatan suhu tubuh yang berujung pada keluarnya peluh yang bercucuran. Obat pereda demam yang diberikan umumnya memainkan fungsi sebagai pencegah pengeluaran panas yang berlebihan dari dalam tubuh. Makanya, begitu si kecil demam, anjuran yang paling tepat adalah banyak beristirahat dengan tetap mengupayakan pemberian banyak cairan guna mencegah dehidrasi akibat penguapan yang berlebihan dari dalam akibat suhu tubuh yang tinggi.

PENYAKIT-PENYAKIT YANG MEMICU KERINGAT
Yang sering menjadi pertanyaan, seberapa banyak sih keringat bayi yang bisa ditoleransi? Maklum, membanjirnya keringat sering dikait-kaitkan dengan adanya penyakit tertentu, seperti penyakit jantung. Padahal anggapan ini tidak dapat dibuktikan kebenarannya. Jadi jangan khawatir.
Seberapa banyak pun keringat bayi yang keluar sebenarnya normal saja sepanjang bayi tidak terganggu oleh keringatnya. Masih dikatakan wajar bila bayi tidak rewel, selera makannya tetap oke, porsi tidurnya cukup, dan pertumbuhannya tidak terganggu. Kalau baju si kecil sampai “basah kuyup” oleh keringat dan harus diganti berkali-kali juga tidak mengapa. Kurangi lapisan bajunya. Pilih bahan yang menyerap keringat.

Keringat perlu diwaspadai sebagai pertanda gangguan kesehatan jika dibarengi dengan keluhan lain semisal mendadak rewel, tak mau makan/minum/menyusu, susah tidur, lemah, dan sebagainya.

Barangkali, bayi menderita gangguan berikut:
· Alergi
Bayi dengan riwayat alergi umumnya berkeringat lebih banyak karena mereka juga hipersensitif terhadap cuaca panas. Cuaca panas akan memacu kelenjar keringatnya bekerja lebih aktif dan mengeluarkan keringat lebih banyak. Kulitnya pun akan mudah bereaksi yang akhirnya berkembang menjadi biang keringat. Pencegahannya tentu saja dengan menghindari pencetusnya, yaitu cuaca panas di luar rumah. Pakaian yang sesuai baginya terbuat dari bahan-bahan yang mudah menyerap keringat.
· Kistik Fibrosis
Sering juga disebut fibrosis sistik yang merupakan kelainan gen yang dapat menimbulkan infeksi paru-paru berulang dan progresif. Kelainan yang antara lain ditandai dengan keringat berlebih ini sering dikait-kaitkan dengan adanya metabolisme yang terhambat. Berita baiknya, penyakit ini jarang diderita orang-orang Asia, termasuk bayi-bayi di Indonesia.
· Gizi kurang
Anak-anak dengan gizi kurang umumnya juga mengeluarkan keringat secara berlebihan. Mengapa? Tak lain karena asupan makanan yang kurang membuat proses metabolisme dalam tubuhnya berlangsung secara ekstrakeras. Energi yang seharusnya tercukupi dari asupan lemak, kini harus menguras energi yang tersimpan dalam otot. Ibarat mesin, guna memenuhi kecukupan gizi yang dibutuhkan tubuh, mesin terpaksa terus dipacu membakar energi. Akibatnya, panas tubuh meningkat dan muncullah banyak keringat sebagai konsekuensinya.
· Hiperhidrosis
Hiperhidrosis menunjukkan adanya satu bagian tubuh yang terus mengeluarkan keringat dalam keadaan apa pun. Contohnya, telapak tangan yang selalu basah oleh keringat. Hiperhidrosis antara lain disebabkan oleh penyakit-penyakit pada sistem endokrin seperti gondok, diabetes melitus, keganasan pada kelenjar getah bening, kanker pada berbagai organ tubuh, keracunan alkohol, ataupun kelainan-kelainan pada sistem saraf yang menyebabkan saraf simpatik terganggu. Bisa juga karena adanya peningkatan suhu tubuh akibat demam, ketakutan maupun kegelisahan. Namun, hiperhidrosis ini umumnya belum muncul mengingat mengucurnya keringat pada bayi lebih disebabkan oleh cuaca dan proses metabolisme.

KERINGAT BAYI BELUM BERBAU
Keringat bayi umumnya belum berbau mengingat asupan makanannya belumlah selengkap orang dewasa. Begitu juga penggunaan bumbu-bumbu beraroma tajam yang turut membentuk sekresi yang berbau. Akan tetapi jika bayi jarang dimandikan, mungkin saja keringatnya bau. Terutama keringat di daerah-daerah lipatan tubuh yang jarang tersentuh. Gesekan-gesekan pada daerah lipatan yang dipenuhi kotoran dan keringat akhirnya memperbesar terjadinya infeksi pada kulit.
Oleh sebab itu amat disarankan untuk rajin memandikan bayi. Setidaknya 2x sehari atau 3x sehari di saat cuaca sangat panas. Jangan lupa bersihkan daerah-daerah lipatan kulit, yaitu leher, ketiak, belakang lutut, dan selangkangan.

BISA TIMBUL KERINGAT BUNTET
Kulit bayi yang semestinya halus, lembut dan segar dapat terganggu oleh munculnya bintil-bintil kecil berwarna kemerahan disertai rasa gatal yang menyengat kulit. Tak heran, bayi yang mengalaminya akan rewel dan terganggu tidurnya.
Bintil kemerahan ini disebut keringat buntet atau biang keringat (miliaria). Keringat buntet merupakan gangguan pada kulit bayi yang diakibatkan adanya produksi keringat yang berlebihan namun terjadi retensi kelenjar keringat yang keluar. Kelainan ini biasanya terjadi pada daerah kulit yang banyak berkeringat, misalnya dahi, leher, punggung, dan dada.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan keringat keluar berlebihan dan terjadi retensi atau tersumbatnya saluran keringat. Antara lain udara panas dan lembap disertai ventilasi ruangan yang kurang baik, pakaian yang dikenakan terlalu tebal dan ketat, aktivitas yang berlebihan, atau bayi jarang dibersihkan atau dimandikan.
Tersumbatnya saluran keringat juga bisa terjadi pada bayi baru lahir karena pergantian sel-sel kulitnya masih lambat sehingga memungkinkan terjadinya penumpukan sel-sel kulit. Pada akhirnya ini akan mengakibatkan sumbatan pada saluran kelenjar keringat. Meski bukan gangguan yang berbahaya, biang keringat harus cepat ditangani mengingat kondisi ini biasanya akan membuat bayi tidak nyaman dan rewel. Mau tidak mau orangtua harus membawanya berobat guna menghilangkan penyebabnya.

Untungnya, sebagian besar biang keringat tidak memerlukan pengobatan. Hanya butuh ketelatenan untuk memandikan bayi dua kali sehari dan sering-sering membasuh keringatnya.
Atur ventilasi di kamar tidur bayi agar suhunya tidak terlalu panas/pengap atau sebaliknya kelewat lembap. Jika memungkinkan, pasang kipas angin atau pengatur suhu udara (AC). Hindari baju dan selimut yang tebal dan terbuat dari bahan yang tidak menyerap keringat seperti nilon atau wol. Bila tak ada AC atau kipas angin, kenakan saja kaus singlet dan popok agar penguapan panas tubuh lewat keringat dapat berlangsung dengan baik.

Sumber: nakita
Share:

3 komentar:

  1. Artikelnya sangat bagus, menambah pengetahuan kita nih para ibu muda. Setahu saya sih kalo anak suka berkeringat itu sehat, karena metabolisme dan sirkulasi di tubuhnya normal. Ternyata belum tentu juga yaa...

    BalasHapus
  2. Ijin share ya,mbak...Infonya menarik banget....^_^

    BalasHapus

Komen apapun berharga. Sila.

welcome to detti's blog

communication scholar & practitioner, hopefully being lifetime citizen journalist, simply laid back ambivert

Mengoptimalkan Google Alerts untuk Media Monitoring

Menyusun panduan optimalisasi google alerts ini sekira dua bulan sebelum ramadhan tahun lalu. Belum sempat di- digital archive , apa daya fi...

Popular Posts