Balinuraga, Lampung Selatan - pasca bentrok, Nov 2012 |
Suara itu dalam. Mendengar suaranya saja getar terasa hingga sebalik lipatan kulit. Suara yang kunarasikan dalam huruf demi huruf ini.
" ... Kemarin pengurus membacakan ikrar; ada 5 yang dibacakan sebagai janji di hadapan Allah SWT. Taat pada aturan partai, AD ART, bekerja dengan profesional, amanah, dst itu tentu dipahami sebagai keyakinan kita untuk tidak bermaksiat.
Apakah ikhwah dan akhwat sekalian siap juga menjalankan apa yang diikrarkan kemarin?"
***
Amanah. Profesional. Berkhidmat. Tak bermaksiat.
***
Sesak napas, asam lambung naik, migrain kanan kiri pun depan dan belakang.
Begitulah beban itu terasa di awalnya.
Lalu anak-anak dari rahim dakwah itu naik panggung, murojaah yang merdu, puisi yang menggedor kesadaran bahwa mereka juga ingin berbuat, bahwa mereka jua layaknya setiap anak yang punya penat dan harap, maka berkelebatanlah wajah Tsabita dan adik-adik ...
Maka kemudian beban itu menggulung-gulung jadi bola salju, menabrak-nabrak dada lalu naik ke pelupuk mata dan mengalir deras di sana. Ya Allah .. bahu mana bahu ..
Amanah baru ini, suamiku yang luar biasa, anak-anak, pilkada ... Allahumma ..
[Begitulah aku duduk menuliskan ini di bangku ruang tunggu B6 Terminal 1B Soekarno-Hatta dengan kekhawatiran sesiapa akan peduli].
***
Tidak. Tidak akan meminta beban yang lebih ringan karena memang perjalanan ini tak mungkin makin ringan.
Labbaik, Ya Allah ..
Bismillah.
0 komentar:
Posting Komentar
Komen apapun berharga. Sila.