Kamis, 06 April 2017

Pupuk Kandang

PUPUK KANDANG

@dettife

"Jangan anti terhadap kritik."

Bahkan kritik, caci-maki, dan segala bentuk bully, jika dikelola dengan baik mampu mengokohkan jiwa. Menempa diri menjelma dewasa.

Syahdan begitulah satu pendapat.

"Lihat bagaimana kotoran bagi tanaman bisa menjadi pupuk yang menyuburkan."

Begitu analoginya.

***

Yang saya percayai - dan begitu saya diajarkan - jika dikritik, harus siap dengan rupa kritik sekejam apapun. Namun jika mengritik, upayakan dengan laku dan bahasa terbaik, juga pada waktu dan tempat yang baik.

Pilih kata yang berbekas, jika perlu. Qawlan baligha, sebut Al Qur'an.

Namun lebih penting lagi, tunjukkan argumennya. Paparkan letak benar dan salahnya. Tidak menyerang persona, jika semata dari kelihatannya kelihatannya .. (karena bukankah persangkaan kita amat mudah tertipu ilusi).

Teliti dulu. Teliti lagi.

Meniadakan ad hominem. Tidak gebyah uyah. Mampu melihat nuansa di atas hitam dan putih. Jika kata-katanya benar, sebenci apapun atau semerendahkan apapun kita pada penyampainya, maka akui bahwa ia benar.

Sebab bahkan kritik bisa jadi dakwah.
Nahnu duat qobla kulli syai'.
Qobla kulli "kritikus" ..

***

Dan mungkin tak sesederhana itu juga menganalogikan kritik dengan kotoran; atau jiwa manusia dengan tanaman.

Di sana juga ada banyak perumpamaan. Bagaikan cambuk, seperti obat atau jamu pahit, bak bapak-anak naik keledai, ular di bawah kursi, dan banyak lagi ...

Tapi jika ingin menyerupakan kotoran, perlu diingat bahwa ia - kotoran itu - baru benar bermanfaat jika sudah terdekomposisi. Sudah terurai melalui proses dan waktu; dengan bantuan mikroba dekomposer; pada titik rasio karbon-nitrogen (C/N ratio)-nya tepat. *tsaah.. sukur masih ada yang nempel matkul agronomi dulu.

Kalau masih "produk segar", hangat, bulat-bulat, maka sunnatullah menyatakan ... hanya tanaman yang benar-benar matang dan tangguh yang sanggup bertahan, duhai Sobat.

Sebagian besarnya, mati.

Noni Belanda pergi ke kota, berbaju batik belanja kebaya.
Jika ada salah-salah kata, gak papa kritik saja saya. ■

#archive
dipublish di laman path dan facebook pada 7 Januari 2016 di sini
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Komen apapun berharga. Sila.

welcome to detti's blog

communication scholar & practitioner, hopefully being lifetime citizen journalist, simply laid back ambivert

Mengoptimalkan Google Alerts untuk Media Monitoring

Menyusun panduan optimalisasi google alerts ini sekira dua bulan sebelum ramadhan tahun lalu. Belum sempat di- digital archive , apa daya fi...

Popular Posts