lewatmana.com |
Ini late post setahun lampau yang sudah dimuat di sini. Menggunakan pendekatan kuantitatif agar bisa dibaca seobyektif mungkin. Salam.
***
Berhubung kerjaan tiap hari monitoring berita, ada sisi pemberitaan aksi massa 2 Desember 2016 di Silang Monas dan sekitarnya yang asyik dikaji pembingkaian (framing) media-nya dari sisi penyebutan jumlah peserta aksi *well, ada yang bilang bukan aksi, bukan demo, tapi doa bersama .. whatever lah ya :D
Penyebutan jumlah peserta aksi dipilih karena merupakan variabel yang paling eksak dibandingkan dengan variabel pembingkaian lain seperti diksi atau kata, kalimat, gambar atau foto yang sangat berpeluang untuk multiterjemah. Mengapa memilih judul tertentu dibanding judul lainnya. Mengapa menyebut 150.000 dan bukan ratusan ribu atau jutaan massa?
Tabel 1. Kompilasi Berita “Jumlah Peserta #212” di Media Online Berbahasa Indonesia |
Perbedaan penyebutan jumlah peserta aksi dapat menunjukkan dua esensi analisis framing yaitu pertama, bagaimana peristiwa #212 dimaknai oleh jurnalis dan kedua, bagaimana fakta tersebut dituliskan.
Akan tetapi yang disajikan di sini memang baru berupa hasil rekap monitoring, jadi belum secara komprehensif disempurnakan dengan landasan teori, kerangka pikir, serta hipotesis. Bahkan belum terpikir mau dianalisis pake model pembingkaian Edelman, Entman, Gamson, atau Pan-Kosicki. Pengen sih, suatu saat bisa dirapikan dalam bentuk jurnal. (Aamiin).
Sementara, berikut beberapa catatan hasil monitoring penyebutan jumlah peserta aksi #212:
- Obyek monitor adalah 22 media online berbahasa Indonesia serta 36 media online berbahasa Inggris yang diupayakan diurut berdasar rank, baik dari sumber tertulis maupun audio-visual (video);
- Narasumber (narsum) terbanyak yaitu Kepala Divisi Humas Polri Boy Rafli Amar atau jika dari sejumlah media berbahasa Inggris hanya disebut from police agency. Dari Kadiv Humas Polri-lah keluar pernyataan estimasi "150.000-200.000 peserta". Narsum lain adalah dari Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF) MUI, dari MUI sendiri, dari Plt. Gubernur DKI Soni Sumarsono, serta beberapa narsum minor. Perbedaan pemilihan narsum tentu menghasilkan nominal jumlah peserta yang berbeda pula;
- Penyebutan nominal peserta aksi pada posting berita yang tak memiliki narsum, diduga didasarkan atas pengamatan atau perkiraan jurnalis di lapangan. Tak ditemukan berita yang menunjukkan ketekunan jurnalis untuk secara metodologis mengestimasi sendiri atau mencari narsum yang berdasarkan metoda perhitungan tertentu bisa mengestimasi jumlah peserta aksi secara lebih akurat (kecuali posting jawapos.com yang mengutip perhitungan seorang blogger berdasar skala citra satelit);
- Secara khusus, penghitungan estimasi jumlah massa peserta aksi secara lebih akurat – bukan hanya mengutip narasumber – akan meminimalkan potensi mengurang-ngurangkan atau mendegradasi value aksi melalui ‘sedikit’nya jumlah peserta atau sebaliknya meminimalkan potensi melebay-lebaykan value aksi melalui ‘buanyak’nya jumlah peserta aksi. ‘Kemalasan’ ini justru sangat tampak pada jurnalis The Associated Press (AP) serta Agence France-Presse (AFP) yang notabene menjadi rujukan media internasional di sana dan sini (lihat tabel 2). Thus, aksi #212 secara umum ditasbih oleh para jurnalis sebagai aksi terbesar yang pernah ada di Indonesia.
Senyatanya kompilasi ini masih sangat terbuka pada info tambahan, koreksi, penyempurnaan, serta diskusi beradab (tabel dengan disertai link dan analisis tone, terdokumentasi tapi sayangnya ga bisa ditampilin yah). Monggo koreksiannya.
*Terimakasih untuk Monitoring Team: Nofra, Umi, dan volunteer Diki. Terus berusaha menemukan yang asyik-asyik dari aktivitas yang truthfully boring, tapi penting ini ;) Salam Monitor.
Tabel 2. Kompilasi Berita “Jumlah Peserta #212” di Media Online Berbahasa Inggris |
#archivepost
Lebih dulu dimuat juga di https://www.kompasiana.com/dettifebrina/pembingkaian-dalam-penyebutan-jumlah-peserta-aksi-212_58465dd5109773f4038b456e
0 komentar:
Posting Komentar
Komen apapun berharga. Sila.