Indikator capaian: MENJADI TELADAN dalam menerapkan faktor-faktor kemenangan dakwah:
- Keteguhan hati
- Banyak mengingat Allah
- Taat pada Allah dan RasulNya
- Tidak berselisih dan berpecah belah
- Bersabar - sampai dengan ayat 46
- Menghindari kesombongan
- Menghindari riya'
Berikut adalah review singkat tafsir Al Anfal ayat 45-47 yang semoga relate dengan kondisi kekinian.
Bismillah
Al Anfal ayat 45: tidak menantang bertemu musuh atau ga cari-cari musuh, tapi kalau bertemu musuh, HADAPI. Tidak LARI. Tidak seperti Bani Israil umatnya Nabi Musa: "kamu sajas sanah yang menghadapi mereka. Kami duduk-duduk di sini."
Faktor-faktor kemenangan dakwah ini (asbab nuzul konteks Perang Badar: 300 pasukan mukmin vs 1000 kafir Quraisy) - perlu diingat bahwa:
(1) Resep atau rahasia kemenangan ini disebutkan dalam Al Quran. Bukan asumsi manusia. Jadi kebenarannya absolut.
(2) Tetaplah jadi PEMBELA ALLAH (penjelasan tafsir al Anfal 46-49 oleh Buya Yahya) - untuk menjawab statemen bahwa ALLAH/TUHAN GA PERLU DIBELA. Allah/Tuhan ga perlu dibela, tapi kitalah yang butuh membela Allah.
Tujuh rahasia kemenangan dakwah:
1.TSABAT
Segala sesuatu, apalagi dakwah, harus diawali dengan kemantapan hati karena MEMUTUSKAN adalah salah satu kewajiban pemimpin. Dan mengeksekusi atau memutuskan butuh kemantapan hati.
Nabi SAW dan para sahabat diuji lebih 13 tahun terintimidasi di Mekah. Gaza/Palestina - tsabat karena pilihan cuma dua: hidup mulia (berjuang dalam keimanan) dan mati syahid dalam keadaan berjuang. Cobaan mereka sudah melampaui batas logika manusia, tapi seteguh itu bertahan dan berjuang. Mengapa? Karena keyakinan bahwa pertolongan Allah dan kemenangan sudah dekat.
Hai orang-orang yang beriman, apabila kalian memerangi pasukan (musuh), maka berteguh hatilah kalian dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya, agar kalian beruntung. (Al-Anfal: 45)
2.BANYAK BERDZIKIR/MENGINGAT ALLAH
Sepanjang jalan perjuangan pasti akan banyak yang melemahkan hati, menggoyahkan tekad. Dzikir juga menentramkan hati, mendatangkan kemenangan: "agar kalian beruntung".
3.TAAT PADA ALLAH DAN RASUL
~ TAAT sebagai tempat kembali, meminimalkan konflik, dan menghindari azab Allah.
~ Termasuk taat pada pemimpin. Khalid bin Walid taat pada perintah Khalifah Umar bin Khatab saat diganti dengan Abu Ubaidah ibn Jarrah, di tengah peperangan. Khalid sebenarnya kesal. Demikianpun ia tetap taat pada Umar.
Prof Yunahar Ilyas Ketum PP Muhammadiyah: Pasca pendirian Israel Raya tahun 1948, 7 negara Arab perang lawan Israel dipimpin Mesir Jamal Abdul Nasser (Republik Persatuan Arab RPA) dan kalah. Ditanya wartawan, kalian 7 negara lawan 1 negara kok bisa kalah?
JAN jawab: ya karena kami ber7 ini.
Maksudnya, tujuh negara sama-sama Arab, tapi ga solid. Sampe sekarang. Bahkan dulu ada guyonan negara Arab baru bersatu kalo denger lagu Ummu Kultsum aja.
4.TIDAK BERSELISIH DAN BERPECAH BELAH
{ وَلَا تَنَازَعُوْا فَتَفْشَلُوْا وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ}
janganlah kamu berbantah-bantahan yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatan kalian. (Al-Anfal: 46)
Tafsir Zhilal Sayyid Quthb:
Yang memicu pertengkaran itu bukan karena berbedanya pandangan, tapi hawa nafsu yang menjadikan bersikukuh pada ide sendiri meskipun sudah jelas mana yang benar. Yang memicu pertengkaran itu ialah karena meletakkan "dirinya" pada satu daun timbangan dan meletakkan kebenaran pada daun timbangan yang satunya, lalu menganggap dirinya lebih berat daripada kebenaran itu.
"Tapi zaman Nabi terjadi perselisihan tuh." Perselisihan di zaman Nabi atau terjadi pada para sahabat/sahabiyah (misal Perang Jamal Ali-Aisyah) dihadirkan sebagai pelajaran. Sebagaimana kemenangan Perang Badar harus menjadi pelajaran, Allah hadirkan juga kekalahan Perang Uhud, juga sebagai pelajaran.
5.BERSABAR
{وَاصْبِرُوا إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ}
dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (Al-Anfal: 46)
Buya Hamka: sabar saat diserang pun sabar saat menyerang.
Dulu juga pejuang Islam diawali dari jumlah sedikit. Dalam waktu kurang dari 30 tahun berhasil membuka daerah timur dan barat. Jumlah mungkin penting juga, tapi bukan faktor penentu kemenangan.
Pasukan Thalut - yang mukmin minoritas - ketika berhadapan dengan tentara Jalut yang adidaya, Thalut uji dulu tsabat dan kesabaran pasukannya dengan berhenti sejenak di sungai "minumlah seciduk dua ciduk saja, sekadar untuk menghilangkan haus." Ada yang taat, ada yang tidak.
Lalu Thalut berdoa:
رَبَّنَآ اَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَّثَبِّتْ اَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكٰفِرِيْنَۗ
Ya Rabb, tuangkan kesabaran atas diri kami, dan kokohkan pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir - Al Baqarah 250
"Betapa banyak nabi yang berperang didampingi sejumlah besar dari pengikut(-nya) yang bertakwa. Mereka tidak (menjadi) lemah karena bencana yang menimpanya di jalan Allah, tidak patah semangat, dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah mencintai orang-orang yang sabar". - Ali Imran: 146
AL ANFAL 47: 6.MENGHINDARI KESOMBONGAN HATI dan 7.IKHLAS ~ MENGHINDARI RIYA'
Faktor kemenangan pertama hingga kelima (disebut di ayat 45-46) adalah yang berasal dari pasukan mukmin, sedangkan faktor keenam dan ketujuh (sombong dan riya') dicontohkan oleh Abu Jahal dan pasukan kafir Quraisy. Mukmin harus meniadakan sombong dan riya' karena baik kafir maupun mukmin sama-sama punya peluang melakukannya.
Sebagaimana Abu Jahal waktu utusan Abu Sufyan mengatakan,"Sesungguhnya kafilah Quraisy telah selamat maka kembalilah" tapi Abu Jahal berkata “Tidak, demi Allah, kami tidak akan kembali sehingga sampai di mata air Badar, lalu menyembelih unta dan minum khamr serta mendengarkan nyanyian biduan - riwayat lain menyebut yang dimaksud adalah perempuan-perempuan prostitusi, dan orang-orang Arab akan membicarakan tentang kedudukan kami pada hari itu selamanya". Abu Jahal kekeuh menghadapi pasukan Muhammad supaya "orang-orang Arab melihat siapa kita!"
Tetapi kenyataannya sebaliknya, ketika mereka sampai di mata air Badar, mereka mendatangi air yang mendidih dan dimasukkan ke dalam sumur Badar dalam keadaan terhina. Abu Jahal dan pasukannya justru dikalahkan dengan kekalahan yang memalukan.
Sebelumnya, pada pasukan Abu Jahal setan bilang "Sesungguhnya aku ini pelindung kalian". Waktu itu setan menyerupai Suraqah bin Malik bin Ju'syum, pemimpin Bani Mudlij, pembesar di daerah itu.
Ketika setan melihat para malaikat, setan balik ke belakang dan berkata: "Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu, sesungguhnya aku dapat melihat apa yang kamu sekalian tidak dapat melihat."
[Tentang tipu daya setan ini dibahas di ayat 48-49]
KESIMPULAN:
(1) Tujuh faktor kemenangan dakwah berdasar Al Ahzab 45-47:
- Tsabat
- Banyak berdzikir/mengingat Allah/banyak ibadah
- Taat pada Allah, Rasul, dan pemimpin
- Tidak berselisih dan berpecah belah
- Bersabar
- Menghindari sombong/arogan
- Menghindari riya'
(2) Jika 7 faktor tersebut menjadi rahasia kemenangan dakwah, maka kebalikan dari semua itu juga menjadi faktor penyebab kekalahan.
Jika sudah lalai mengingat Allah, jika orientasi dakwah sudah bukan karena Allah (karena alasan material - jabatan, proyek, pengen nikah lagi dengan yang lebih muda lebih cantik = ga tsabat, ga ikhlas, ga sabar), jika biasa saja saat berselisih, jika biasa saja saat membangkang, jika mudah merendahkan orang lain, jika ibadah mahdhah asal gugur kewajiban, maka wajar jika kemenangan dakwah belum Allah berikan. Astaghfirullahal adziim ..
(3) Karena indikator capaian KKP ini adalah MENJADI TELADAN dalam menerapkan faktor-faktor kemenangan dakwah, maka kita harus menjadi yang terdepan untuk membuktikan janji Allah dalam Anfal 45-47 ini baik sebagai individu maupun sebagai jamaah.
Afwun minkum.
Wallahu 'alam bish shawab.
•Detti Febrina
Bandar Lampung, 17 Ramadan 1445/28 Maret 2024
0 komentar:
Posting Komentar
Komen apapun berharga. Sila.