Madain Saleh Al Hijr, peninggalan kaum Tsamud. |
*SIKAP NEGATIF MASYARAKAT DAN INFERIORITY COMPLEX DA'I-NYA*
(Tadabbur QS At Taghabun ayat 5-6)
Indikator Capaian: Bersabar Atas Sikap Negatif Masyarakat terhadap Dakwah
Pointer:
1. Peringatan Allah kepada manusia yang mengingkari Allah dan RasulNya
2. Azab dan hukuman atas mereka.
At Taghabun = surat ke 64, terdiri dari 18 ayat. Makkiyah/Madaniyah. At Taghabun = Hari Ditampakkan Kesalahan-Kesalahan (salah satu nama hari kiamat). Ghabun = tertipu. Untuk audiens muda, ghabun bisa dianalogikan dengan genjutsu = ilusi yang digunakan oleh tokoh anime (misal di Naruto) untuk menjebak/menipu lawan.
Media ajar: kliping sikap negatif masyarakat terhadap dakwah, bekas-bekas peninggalan Nabi terdahulu, dll
Bismillah
Pada ayat 1-4 dijelaskan hakekat alam semesta. Betapa semua yang di langit dan di bumi bertasbih mensucikan Allah SWT, betapa Allah Swt Maha Kuasa atas segala sesuatu, betapa Allah SWT Maha Mengetahui.
Betapa Allah berkuasa menghadirkan manusia yang kafir maupun mukmin. Jika Allah mau tentu sangat mudah membuat semua manusia beriman.
Tapi menjadi kafir atau mukmin, adalah kehendak bebas (~pilihan) yang Allah berikan pada manusia. *PILIHAN* merupakan sunnatullah yang menghantarkan manusia pada tujuan (bebas memilih, tapi ga bebas dari konsekuensinya) - suatu keistimewaan dibanding makhluk Allah yang lain.
At Taghabun ayat 5
أَلَمْ يَأْتِكُمْ نَبَأُ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ قَبْلُ فَذَاقُوا وَبَالَ أَمْرِهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
Apakah belum datang kepadamu (hai orang-orang kafir) berita orang-orang kafir terdahulu. Maka mereka telah merasakan akibat yang buruk dari perbuatan mereka dan mereka memperoleh azab yang pedih.
Ayat 6
ذَٰلِكَ بِأَنَّهُ كَانَتْ تَأْتِيهِمْ رُسُلُهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ فَقَالُوا أَبَشَرٌ يَهْدُونَنَا فَكَفَرُوا وَتَوَلَّوْا ۚ وَاسْتَغْنَى اللَّهُ ۚ وَاللَّهُ غَنِيٌّ حَمِيدٌ
Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya telah datang kepada mereka Rasul-Rasul mereka membawa keterangan-keterangan lalu mereka berkata: “Apakah manusia yang akan memberi petunjuk kepada kami?” lalu mereka ingkar dan berpaling; dan Allah tidak memerlukan (mereka). Dan Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.
Beberapa poin penting:
*1. Jadikan sejarah/kisah terdahulu sebagai pelajaran.*
Orang-orang musyrik tahu kisah-kisah kaum yang binasa dari orang terdahulu karena mereka bisa melihat langsung bekas-bekasnya di semenanjung Jazirah Arab, seperti kaum Aad (daerah Yaman), kaum Tsamud (Arab Selatan), kaum Nabi Luth (daerah Syam/Jordania), kaum Nabi Syuaib (Suriah), kaum Nabi Nuh (Irak Selatan). Jadi bukannya ga tau. Nah kan aneh, udah tau, tapi ga bisa ngambil pelajaran.
Laparlah belajar sejarah. Sejarah apa saja dan siapa saja. Bukan semata untuk tahu, tapi untuk dijadikan pelajaran.
*2. Iman didapatkan antara lain dari mengoptimalkan akal pikiran dan meniadakan kesombongan*
Kaum musyrik menolak para nabi dan rasul, termasuk Nabi Muhamad SAW, dengan alasan karena dia manusia. Penolakan itu sendiri bisa dibantah karena secara logis risalah yang ditujukan bagi manusia harus dibawa dan dicontohkan oleh manusia.
Lucu ga? Menolak karena nabi/rasulnya manusia? Jadi maunya jin? Malaikat?
Tafsir Zhilal: Penolakan itu timbul dari kebodohan, serta sikap keras kepala dan kesombongan. Dalam pandangan mereka, mengikuti manusia yang sama dengan mereka seolah merupakan kekurangan dan penghinaan. Kata kuncinya dua: bodoh, sombong/keras kepala.
Dalam istilah psikologi saat ini disebut: inferiority complex.
Bodoh dan sombong adalah dua karakter masyarakat yang akan terus jadi tantangan dakwah. Itu sebabnya tarbiyah/pendidikan/pembinaan menjadi sangat penting. Untuk menghapus kebodohan dan mengikis kesombongan.
Dan azab Allah itu bukan saja diberikan di dunia, namun yang lebih kekal dan pedih kelak di akhirat.
*3. Sikap negatif masyarakat adalah sunnatullah, da'i ga boleh inferior*
Sebagaimana terjadi pada para nabi dan rasul, akan selalu ada segolongan orang yang bersikap negatif terhadap dakwah. Jadi sebagai da'i, kita harus mafhum berhadapan dengan masyarakat yang demikian memang sudah sunnatullah. Jangan sampe da'i justru ikut-ikutan kena inferiority complex (ga pede).
Baru dikepret "kenapa ngusung kader sendiri" "kok arogan ga dengerin aspirasi pemilih" dll, dah keder? Yaaah ..
- *Yang paling keras penolakannya bisa jadi saudara atau kerabat atau teman sendiri*
Mereka menolak utusan Allah, meskipun dari kalangan mereka sendiri (manusia). Mereka ga melihat apa yang dibawa, tapi melihat pribadi Muhammad. Karena Muhammad juga manusia. Mau aneh, tapi memang rupanya dari dulu inilah salah satu penyakit masyarakat yang didakwahi.
Menurut Sayyidina Ali bin Abi Thalib, kalau menerima informasi, pertama-tama lihat apa yang disampaikan, jangan melihat siapa yang mengatakan (masih ingat analogi: "walau dari, maaf, pantat ayam, kalo telur ya diambil"?)
Penolakan, bahkan dari kerabat terdekat, sudah terjadi sejak zaman Nabi dan Rasul. Wes wayahe. Jangan jiper. Jangan inferior.
PENGHANTAR TADABBUR AYAT SELANJUTNYA (Indikator capaian: bersabar terhadap sikap negatif masyarakat ini, berlanjut hingga ayat 13)
Di ayat 7-10 Allah jelaskan kedustaan orang-orang kafir terhadap hari kebangkitan. Bahwa mereka mengimani Allah, tapi menolak kerasulan Muhammad dan hari kebangkitan. Padahal hari kebangkitan dan yawmil akhir Allah hadirkan sebagai bentuk keMahaAdilan Allah. Kata At-Taghabun sendiri diambil dari ayat 9 yang berarti: Hari Ditampakkan Kesalahan. Kelak di yawmil akhir ada dua penyesalan: penyesalan orang yang mendustakan Rasul dan Hari Kebangkitan, serta penyesalan orang beriman mengapa di dunia mereka tidak beramal lebih banyak.
Lalu ayat 11-13 jadi pengingat sekaligus penghibur bagi para da'i untuk berserah diri terhadap takdir Allah. Bahwa semua peristiwa, termasuk sikap negatif dan penolakan manusia, adalah kehendak Allah Swt. Di bagian ini Allah perintahkan kita untuk bertawakal.
Dan salah satu best tawakkul adalah pede berdakwah karena Allah. No matter what.
Afwun minkum.
Wallahu 'alam bish shawab.
Detti Febrina
Bandar Lampung, Senin 24 Juni 2024
0 komentar:
Posting Komentar
Komen apapun berharga. Sila.